MASYARAKAT
DAN SUVIVAL OF THE FITTEST
Diwaktu
Spencer belajar tentang
gagasan Darwin ia bertekad untuk mengenakan prinsip evolusi yang tidak hanya
pada bidang biologi, melainkan pada semua bidang pengetahuan lainnya. Proses
evolusi masyarakat berawal dari
perorangan bergabung menjadi keluarga, keluarga bergabung menjadi
kelompok, kelompok bergabung menjadi desa, desa menjadi kota, kota menjadi negara, negara menjadi
perserikatan bangsa-bangsa.
Dalam
bukunya yang berjudul first principles(1862)
ia mengatakan bahwa kita harus bertitik tolak dari The low of the persistence of force yaitu perinsip ketahanan
kekuatan. Artinya siapa yang kuat dialah yang menang dalam masyarakat. Dalam
bukunya social statics masyarakat
disamakan dengan suatu organisme. Maksud
Spencer mengatakan bahwa
masyarakat adalah organisme,
itu dalam arti positivistis dan deterministis. Semua gejala sosial diterangkan
berdasarkan suatu penentuan oleh hukum alam. Hukum yang memerintah atas proses
pertumbuhan fisik badan manusia, memerintah juga atas proses evolusi social.
Menurut
Spencer, masyarakat adalah organisme yang berdiri sendiri dan berevolusi sendiri
lepas dari kemauan dan tanggung jawab anggotanya, dan dibawah kuasa suatu
hukum. Latar belakang dari adanya gerak evolusi ini ialah lemahnya semua benda
yang serba sama. Misalnya, dalam keadaan sendirian atau sebagai perorangan saja
manusia tidak mungkin bertahan. Maka ia merasa diri didorong dari dalam untuk
bergabung dengan orang lain, supaya dengan berbuat demikian ia akan dapat
melengkapi kekurangannya.
Spencer
membedakan empat tahap evolusi masyarakat:
a)
Tahap penggandaan atau pertambahan
Baik tiap-tiap mahluk
individual maupun tiap-tiap orde social dalam keseluruhannya selalu bertumbuh
dan bertambah
b) Tahap
kompleksifikasi
Salah satu akibat
proses pertambahan adalah makin rumitnya struktur organisme yang bersangkutan.
Struktur keorganisasian makin lama makin kompleks.
c)
Tahap Pembagian atau Diferensiasi
Evolusi masyarakat juga
menonjolkan pembagian tugas atau fungsi, yang semakin berbeda-beda. Pembagian
kerja menghasilkan pelapisan social (Stratifikasi). Masyarakat menjadi terbagi
kedalam kelas-kelas social.
d)
Tahap pengintegrasian
Dengan mengingat bahwa
proses diferensiasi mengakibatkan bahaya perpecahan, maka kecenderungan
negative ini perlu dibendung dan diimbangi oleh proses yang mempersatukan.
Pengintegrasian ini juga merupakan tahap dalam proses evolusi, yang bersifat
alami dan spontan-otomatis. Manusia sendiri tidak perlu mengambil inisiatif
atau berbuat sesuatu untuk mencapai integrasi ini. Sebaiknya ia tinggal pasif
saja, supaya hukum evolusi dengan sendirinya menghasilkan keadaan kerjasama yang
seimbang itu. Proses pengintegrasian masyarakat berlangsung seperti halnya
dengan proses pengintegrasian antara anggota-anggota badan fisik Indonesia.
C) Lahirnya
Darwinisme Sosial
Pada tahun 1859 Charles Darwin (1809 – 1882)
menerbitkan buku yang berjudul On the Origin of Species, atau the Preservation
of Favoured Races in the Struggle for
Life yang membahas proses evolusi organism-organisme fisik.
Konsep-konsep yang amat berpengaruh atas Darwinisme Sosial.
Pandangan Herbert Spencer dalam
evolusi sosial terkenal dengan sebutan Darwinisme Sosial atau Social
Darwinism. Herbert Spencer melihat ada kesamaan dalam teori evolusi
darwin maka kadang manusia disebutnya sebagai organisme. Darwinisme
Sosial menggambarkan bahwa perubahan dalam masyarakat berlangsung secara
evolusioner (lama) yang dipengaruhi oleh kekuatan yang tidak dapat diubah oleh
perilaku manusia
Darwinisme
Sosial dapat digolongkan ke dalam empat kelas, yaitu teori naluri, teori ras,
teori determinisme, dan teori evolusi.
1.
Teori
naluri
Menurut
teori ini, kesatuan masyarakat dan koherensinya disebabkan oleh suatu
kecenderungan biologis didalam diri manusia, yaitu suatu naluri social yang
disebut herd instinct atau gregarious instinct (naluri kelompok) yang membuat
manusai mengakui dan menyukai teman-teman sesama. Struggle for life senantiasa
menonjol. Ia merasa diri mereka terancam oleh orang lain yang hendak memakai
dia demi bisa bertahan hidup. Keadaan ini telah menyebabkan bahwa oleh alam
sendiri membentuk badan fisik dan badan sosial.
2.
Teori Ras
Ludwig Gumplowicz (1838-1909), kelahiran
Polandia dan merupakan seorang Yahudi yang dibesarkan dalam kancah dan suasana
konflik antara golongan. Teorinya adalah teori perang, ia yakin bahwa telah
menemukan didalam Darwinisme yang menyikap seluruh sejarah. Darwin telah
membuktikan adanya evolusi biologis yang melalui tahap-tahap seleksi dan
adaptasi. Teori ini diterapkan Gumplowicz pada sejarah yang sejarah adalah
proses seleksi yang terus menerus, dimana golongan yang palig sehat dan kuat
pada akhirnya selalu menang.
Negara-negara
modern didirikan atas dasar bahasa dan agama. Jadi yang disebut bangsa
merupakan kesatuan budaya, hal ini tidak terlalu konsisten dengan teorinya yang
menerangkan kehidupan merupakan hasil hokum alam yaitu hasil konfrontasi. Jadi
kita dapat menarik kesimpulan pada akhir hidup Gumplowicz pada akhirnya sedikit
memperbaiki pandangan masyarakat yang Darwinistis dan telah mulai merintis
suatu pandangan yang bercirikan budaya.
3.
Teori
Determinisme
Diantara
banyak teori monokausal yang bermaksud untuk mengembalikan seluruh kehidupan
social kepada suatu faktor penyebab, teori determinisme Frederic Le Play
(1806-1882) pantas kita perhatikan. Le Play kelahiran perancis dan seoarang
insinyur pertambangan, sejak masa mudanya menaruh minat besar terhadap masalah
adat dan nilai-nilai budaya terdisional. Sama seperti Comte, ia juga
menginginkan memulihkan keadaan ketertiban dalam negerinya. Namun ia menghadapi
masalah bagaimana cara mengembalikan orang-orang merasa aman., sama seperti Comte
ia berpendapat jawaban atas masalah itu adalah menyakut keluarga. Struktur
keluarga dan pola relasi-relasi kekeluargaan lagsung menentukan apakah
masyarakat terdiri bukan dari individu-individu melainkan dari
keluarga-keluarga.
Ia
membedakan tiga tipe keluarga yang bersifat dasar. Pertama tipe famili patriarkal yang kokoh dan fungsional bagi
masyarakat-masyarkat pengembala. Tipe
Kedua ialah famili tidak stabil yang mirip dengan keluarga yang sekarang
disebut keluarga inti. Tipe ini agak goyah karena kurang berdaya dalam
menghadap kesulitan ekonomi. Umumnya tipe ini dijumpai dikalangan kaum buruh
industry tetapi juga dikalangan kelas tinggi sebagai akibat hokum waris. Tipe ketiga yang disebut family pangkal
( stem family atau famille souche) merupakan semacam keluraga patriarchal
dimana hanya ada satu orang ahli waris yang tinggal menetap di rumahyang lain
menerima mas kawin supaya dapat menetap ditempat lain. Namun demikian bagi
mereka juga rumah orang tua merupakan pusat seremonial atau rumah adat, dimana
mereka berkumpul pada kesempatan tertentu.
4.
Teori-teori evolusi
Terlebih dahulu kita harus
membedakan konsep-konsep evolusi , pembangunan (development), dan kemajuan (progress) . Kalau kata memakai
konsep evolusi , kita menoleh ke belakang, yaitu ke suatu keadaan dahulu, lalu
menelusuri tahap-tahap pendahuluan yang telah dilalui sebelum sampai kepada
keadaan sekarang.
Di bawah ini kita akan meninjau
tiga teori evolusi dari abad lampau, yaitu evolusionisme, involusionisme, dan
teori sinkretistis.
a.
Evolusionisme
Dalam arti kata yang sempit
evolusionisme berarti proses peningkatan ke arah tercapainya keadaan yang lebih
sempurna. Istilahnya mengungkapkan nada harapan dan optimisme. Sebagai contoh
kami menyebut nama Leonard T. Hobhouse (1864-1929). Ia
telah mengarang antara lain Mind and Evolution. Morals and Evolution (1906) dan
Social Development (1924). Dari segi Sosiologi buku terakhir ini penting. Ia
menolak teori evolusi ekstrem yang langsung menerapkan konsep-konsep Darwin. Ia
berpendapat bahwa teori evolusi yang ekstrem tidak mungkin menghasilkan
pengertian baik tentang masyarakat. Sebaliknya pengertian dikaburkan! Itu
sebabnya Hobhouse mencoba untuk menyususn sejumlah ukuran atau indicator
obyektif bagi evolsi suatu masyarakat.
b.
Involusionisme
Kata ”involusi” berarti
kemunduran. Jadi Involusionisme adalah ajaran, bahwa manusia mengalami
kemunduran. Caranya ia memecahkan masalah kehidupan dan kebudayaannya tidak
senantiasa menunjukan kemajuan yang teru-menerus.
Sosiolog Prancis, yang bernama Vacher de Lapouge, dalam bukunya Les
Selections Sociales mengatakan, bahwa proses pembudayaan semakin menjauhkan dan
mengasingkan manusia dari alam. Terpengaruh oleh Rousseau dan pengikutnya dari
zaman Romantik dan program mereka berupa “kembalilah kepada alam!” ia mengajar
bahwa alam berarti “evolusi’ , sedangkan kebudayaan berarti “involusi”. Pada
pokoknya tiap-tiap kebudayaan bersifat antisosial. Kebudayaan tidak
mengejewantahkan sosialitas manusia dan tidak merupakan tanda kebebasannya dan
kehormatannya. Sebaliknya, kebudayaan menghambat dan merusak tiap-tiap evolusi
dan perkembangan yang sejati.
c.
Teori-teori sinkretistis
Nicholas Danilevski (1822-1885), seorang
Rusia, pada tahun 1869 menerbitkan buku yang berjudul Russia dan Europa. Ia
menyebut tiga peradaban besar dalam sejarah dunia, yang masing-masing pernah
mempunyai riwayat hidup yang kuranglebih sama dengan hidupnya organisme, yaitu
masa muda, masa dewasa, dan masa runtuh. Tiap-tiap perbedaan mengembangkan
ciri-cirinya yang unik dan istimewa di waktu mereka dewasa. Misalnya,
masyarakat Yunani menjadi unik di bidang kesenian dan filsafat, masyarakat
Romawi di bidang hukum dan organisasi politik.
D) Perbedaan
masyarakat versi Spencer militant versi industrial
Spencer
juga membuat pengelompokan tipe-tipe masyarakat berdasarkan ciri-ciri mereka.
Ia membedakan antara dua bentuk kehidupan bersama, yakni masyarakat
militaristis dan masyarakat industry. Dalam masyarakat militaristis orang
bersikap agresif, Mereka lebih suka merampas saja daripada bekerja produktif
untuk memenuhi kebutuhan mereka. Kepemimpinan atas tipe masyarakat ini berada
ditangan orang yang kuat dan mahir di bidang peperangan atau pertempuran. Ia
mempertahankan kekuasaanya dengan tangan besi, senjata dan melalui takhayul.
Masyarakat
industry adalah masyarakat dimana kerja produktif dengan cara damai diutamakan
di atas ekspedisi-ekspedisi perang. Spencer memakai kata “industry” bukan untuk
tekhnologi melainkan dalam arti kerja sama spontan bebas demi tujuan daamai.
Cirri-cirinya adalah demokrasi, adanya kontrak kerja yang mengganti sistem
budak, liberali9sme dalam hal memilih agama, ada otonomi individu. Spencer
berpendapat bahwa evolusi masyarakat industry ada kaitanya dengan sel-sel
kelamin manusia yang sedikit demi sedikit mengalami perubahan dan peningkatan
mutu. Menurut hemat spencer, kedua tipe
masyarakat bertentangan satu terhadap yang lain dalam arti bahwa mereka saling
menolak. Dengan teori ini Spencer menjadi penyambung lidahzaman yang amat
optimism terhadap iktikad baik individu. Dalam bukunya The Man Versus the state
Spencer menarik beberapa kesimpulan dari thesisnya, bahwa masyarakat industry
harus di lihat sebagai pembebasan manusia dari cengkeraman Negara dan agama,
yang kedua-duanya bersifat absolutistis.
E) Pemikiran tentang
nir-intervensi dan survival of the fittest
Pada
tahun 1850 Herbert Spencer mengenalkan Survival
of The Fittest dalam buku Sosial
Static, dia yakin bahwa kekuatan power hidup manusia adalah sarana untul
menghadapi ujian hidup serta menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan
social maupun fisik. Seleksi alam ‘yang
kuatlah yang menang’ menjadi prasyaarat manusia menuju puncak kesempurnaan
dan kebahagiaan.
Survival oh The
Fittest merupakan istilah yang digunakan oleh
Spencer untuk menunjuk pada perubahan yang terjadi di dalam dunia sosial. Dalam
hal ini ungkapan tersebut sebenarnya digunakan untuk menunjuk pada proses
seleksi alam, akan tetapi Spencer menerima pandangan seleksi alam juga terjadi
di dalam dunia social. Spencer menerima pandangan ini karena ia merupakan
seorang Darwinis sosial. Jadi ia meyakini pandangan evolusi bahwa dunia tumbuh
semakin baik. Dengan demikian, dunia harus dibiarkan begitu saja; campur tangan
pihak luar akan memperburuk situasi ini. Jadi jika tidak dihambat oleh
intervensi eksternal, orang yang kuat akan bertahan hidup dan berkembang biak,
sementara yang lemah pada akhirnya akan punah.
Darwinisme
sosial menggambarkan bahwa perubahan dalam masyarakat berlangsung secara
evolusioner (lama) yang dipengaruhi oleh kekuatan yang tidak dapat diubah oleh
perilaku manusia. Individu menjadi poros utama perubahan. Meski masyarakat
dapat dianalisis secara struktural, namun individu pribadi adalah dasar dari
struktur social, karena Spencer memandang sosiologi sebagai ilmu pengetahuan
mengenai hakikat manusia secara inkoporatif. Struktur social dibangun untuk
memenuhi keperluan anggotanya. Teori Spencer mengedepankan perjuangan hidup dan
karenanya sangat cocok dengan perkembangan kapitalisme, liberalisme, dan individualisme.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar